![]() |
Wisuda, Wincung, dan Wisatawan Sekolah. hahaha. |
Tidak seperti foto-foto perpisahan
siswa-siswa di Barat pada umumnya. Biasanya, dalam sesi foto, maka para siswa
biasanya berbaris sesuai dengan urutan perangkingan. Tempat duduk paling depan
disamping kiri kanan sang guru biasanya diisi oleh siswa-siswa yang dianggap
terbaik. Dan itu sangat sakral.
Berbeda dari itu semua. foto di
atas tidak demikian. Mereka yang mengapit saya sebaliknya, kadang-kadang saya
ingin mengatakan, bahwa mereka adalah anak-anak juara juga. Tapi juaranya dalam
hal buku hitam, tiada tandingannya. haha.
![]() |
foto ujian kenaikan sabuk. wkwkw. dari kiri Vinky Taekwondo, yang baju putih Pelatih dari Padepokan Silat, Egan Wincung, Steven kungfu. haha. |
Coba lihat. Betapa aura bakat
terpendam mereka sangat nampak. Anak-anak yang sangat terobsesi dalam dunia
persilatan itu, tahu-tahunya mengambil jurusan yang membosankan; akuntansi. Hahaha.
Coba lihat, ditengah sesi fotopun mereka tetap mengacungkan tangan silat
wincung. Hahaha.
Waktu ingin memulai sesi foto,
ketika para siswa dipersilahkan untuk
menempati kursi di depan. Dengan sigap anak-anak dengan bakat buku hitam dan
persilatannya itu, begitu cepat tak tertandingi mengambil posisi di depan. Lihat foto pertama. hehe. Saya
mahfum dan hanya bisa tertawa melihatnya.
Mereka adalah anak-anak yang
dikaruniai bakat dan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Hanya saja barangkali ia salah jurusan. Ckckck. Di kelas
pun demikian. Saya kadang-kadang menyebut mereka seabgai wisatawan sekolah. Datang
mau-mau dia, duduk, saling mengerjai, ribut, makan-minum, bermain sampai puas, lalu
pulang. Begitu seterusnya. Sesekali dapat SP itu uda biasa. Paradoksnya bahwa mereka tetap bahagia dengan itu semua. hahaha.
Sekarang tiga tahun, ia lewati. Baginya
kayaknya, ya biasa-biasa aja. Toh, silat wincung tetap dihati ketimbang
menghitung harga pokok produksi. Hehe. Itupun, jangan tanya silat uda sabuk berapa?
Hmm. Semua hanya ada dilevel imajinasi.
Wajah sumringah mereka pun berbeda
dari kawan-kawannya yang lain. Para siswa yang lain, bahagia karena telah
berhasil menuntaskan jenjang pendidikan menengah kejuruan. Kalau mereka,
kayaknya bukan itu soalnya. Bagi mereka wisuda adalah puncak pembebasan
tertinggi dari belenggu sekolah. Mereka barangkali mengaggap wisuda adalah
perayaan atas keterbebasan dari ketidakbetahan hidup di alam sekolah.
Berbeda dengan siswaku, para
laki-laki yang dibelakang. Dalam hal penerimaan terhadap budaya dan aturan persekolahan,
mereka cukup kompromistis. Begitupun dalam pelajaran. Tak banyak tingkah
pokoknya. Dan beberapa di antaranya cukup lumayan untuk ukuran akademik. Meski beberapa
juga diantaranya mirip wisatawan sekolah tadi. Ya….menganggap sekolah sebagai
tempat menghbaiskan umur, menghabiskan sisa-sisa remaja barangkali. Bedanya,
bahwa ia tidak banyak bertingkah. Tidak pernah melanggar. Proud!. Hahaha.
![]() |
bersama Tio, dan seorang penyusup bernama A Li |
Sedangkan para
srikandi-srikandinya. Rata-rata sudah pandai buat alis pokoknya. Wkwkw. Saya kurang
tahu, hal itu ia pelajari dimana, kurang tahu juga. Sebab setahu saya, kami tak
pernah mengajarkan hal itu di sekolah. Tapi, bagus loh, alis buatannya pun
emang keren-keren. Sangat balance layaknya balance
sheet dalam akuntansi. Hahaha.
Waktu sesi foto tadi, saya berujar
ke photographer-nya agar dipercepat. Takutnya baju wisuda yang membuat gerah
itu, bisa-bisa membuat bedak mereka pada luntur. Kan kasian, waktu berdandang yang
dihabiskan tidak singkat loh…
![]() |
vina, charlene, dkk. foto sehabis merampungkan lingkaran alis dengan perfect. haha |
![]() |
caption sama dengan yang di atas. hehe. |
Dan tidak seperti dengan siswa
laki-laki pada umumnya malu-malu untuk berfoto. Para siswa srikandi-srikandi
millenial ini, sangat aktif. Hehe. Seperti mengafirmasi bahwa inovasi ponsel
berkamera depan memang diciptakan untuk kaum perempuan. Haha. Untungnya tadi, mereka
tidak melakukan boomerang di
tengah-tengah sesi foto. Ampun, itu barangkali akan jadi pengalaman memalukan
bagi saya ketika saya harus ikut hal demikian. Hahahaha.
![]() |
Veno sang gigi harimau, asisten dan ketua kelas, bersama teman-temannya mengabadikan fungsi kamera depan handphone..haha. |
Tapi apapun itu. melihat mereka
memakai baju wisuda itu. Sangat membanggakan. Entah, itu baju wisuda yang ke
berapa yang ia pakai. Bisa jadi itu yang ketiga ataupun keempat. Sejak TK
hingga SMK. Jauh lebih baik, ketimbang saya. Yang sejak sekolah sampai sarjana
tidak pernah punya pengalaman memakai baju seperti itu. hahaha.
Dan apapun itu. Doa terbaik untuk kalian semua. _/\_
Dan apapun itu. Doa terbaik untuk kalian semua. _/\_
Terakhir. saatnya mengabsen satu-satu....