| one article - one struggle |

Senin, 08 Agustus 2016

Surat dari Seorang Siswa


Kawan-kawan, izinkan saya membagikan surat ini. Surat ini dari seorang siswa, yang ditemukan di kotak saran sebuah sekolah. Membaca surat ini, membuat saya tak habis berpikir: bahwa anak ini cerdas, dan punya kurosiotas yang tinggi. Ia juga kritis. Menurut saya ia seperti sebuah gambaran dari siswa yang meronta menolak belenggu. Suatu realitas yang terjadi akibat pertumbuhan kemanusiaan diri tak mampu diimbangi oleh sistem yang dibangun oleh sekolah.
-------------

(disebar oleh seorang kawan)

Senin 08 Agustus 2016
Kepada ibu (anonym)
Dan guru-guru,

Dengan hormat,

Salam kasih kepada ibu guru, guru-guru, dan siapapun yang membaca surat ini. Tujuan saya menulis surat ini, karena saya memiliki pertanyaan-pertanyaan yang saya bingungkan selama ini. Dan saya juga ingin memberikan saran kepada sekolah.
Saya kerapkali berpikir, kenapa sekolah-sekolah mengajar hanya pada patokan teori buku saja? Padahal teori itu belum tentu benar dan fakta adanya. Terlalu sering saya menemukan buku pelajaran, terutama ekonomi dan sejarah yang mengajarkan fakta yang salah. Mungkin untuk lebih jelasnya lagi saya akan memberikan contoh:
1.      Kisah soekarno
Yang seringkali kita dengar, dia meninggal dengan meninggalkan nama (besar-red) pahlawan Indonesia, tapi tidak ada buku sejarah sekolah yang menjelaskan bahwa soekarno meninggal di tangan rakyat sendiri dengan hukuman sekap (bisa dikatakan penjara) dan tidak boleh menjenguk, kecuali bung hatta.
2.      Perang dunia I dan II yang kita ketahui adalah karena kematian franz Ferdinand, kegagalan LBB, perlombaan Negara maju, politik aliansi, padahal itu adalah hasil propaganda elite global.
3.      Yang kita pelajari NASA, PBB, World Bank adalah organisasi dunia yang berpengaruh, tapi faktanya semua dibuat demi mencapai keuntungan dan membuatnya kembali ke elite global.

Menurut saya banyak teori-teori menyimpang yang saya pelajari di sekolah. Saya tidak berani mengatakan bahwa itu adalah salah karena kekuasaan yang mendefinisikan teori itu benar atau salah. Saya sebagai murid hanya menyarankan agar guru-guru dapat mengajar fakta bukan teori (yang dicetuskan kekuasaan). Karena sama saja hanya mempelajari dan memahami ilmu yang salah.
Saya sebagai murid juga mengerti bahwa kita tidak dapat melawan apa yang telah ditetapkan dan ditulis oleh buku, tapi alangkah baiknya jika dalam pelajaran kita mengetahui yang sebenarnya. Saya juga menyarankan kepada sekolah agar tidak terlalu focus dan tidak melatih murid hanya untuk menghafal buku dan menciptakan system scanner pada kami. Dan menurut peajaran seperti itu hanya ada di sekolah, tidak ada di luar. Jadi, jika kami keluar dari sekolah dengan kata lain lulus, kami bisa dikatakan tidak mendapat apa-apa.
Sekian saran dari saya, sebelumnya saya ingin meminta maaf jika ada kesalahan. Terimah kasih.***



0 komentar:

Posting Komentar